PEKERJAAN SOSIAL
A. Latar Belakang
1. Program Keahlian Tehnologi Pekerjaan Sosial pertama kali dibuka pada tahun 1952 dengan nama Sekolah Pendidikan Kemasyarakatan (SPK). Pembukaannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pembimbing/penyuluh sosial lapangan.
2. Pada perkembangan berikutnya tenaga pembimbing/penyuluh sosial tidak hanya diperlukan di tengah komunitas masyarakat. Akan tetapi juga di lembaga-lembaga pelayanan sosial kemasyarakatan seperti di panti sosial, puskesmas, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, panti rehabilitasi, dan unit-unit pelayanan sosial bagi warga masyarakat yang memiliki permasalahan keberfungsisosialan lainnya. Pada era ini tumbuh program keahlian pekerjaan sosial pengembangan masyarakat, rehabilitasi sosial, koreksional, dan pekerjaan sosial medis.
3. Seiring dengan berkembangnya kondisi dinamis ketenagakerjaan di Indonesia dan perubahan pola kebutuhan masyarakat, dunia industri/dunia kerja, serta semakin luas dan kompleksnya permasalahan kehidupan sosial yang ditandai dengan berubahnya fungsi-fungsi kehidupan keluarga dan relasi-relasi sosial kemasyarakatan telah mendorong tumbuhnya pelayanan jasa pengasuhan sosial anak, pelayanan sosial lanjut usia, pelayanan akses dan kebutuhan pelayanan data/informasi untuk kegiatan riset sosial, social marketing maupun kebutuhan aplikasi kegiatan sosial ekonomi lainnya. Keadaan tersebut menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi program keahlian pekerjaan sosial SMK Negeri 2 Banjarmasin.
4. Menjadi peluang, karena semakin luasnya lapangan kerja yang tersedia, sampai-sampai banyak lulusan dari disiplin ilmu lain baik tingkat menengah maupun lulusan perguruan tinggi berkiprah di bidang pekerjaan sosial. Menjadi tantangan karena pada saat yang sama kondisi sekolah menengah pekerjaan sosial di seluruh Indonesia dan perhatian pemerintah terhadapnya berada pada titik terendah. Hal ini antara lain ditandai dengan menurunnya animo calon siswa, tidak jelasnya penyelesaian standar kompetensi nasional dan kurikulum untuk keahlian pekerjaan sosial serta tidak tersedianya buku-buku pelajaran baru baik untuk reperensi guru maupun buku pegangan siswa.
5. Pada tahun 1997 untuk pertama kalinya program keahlian pekerjaan sosial SMK Negeri 2 Banjarmasin secara swadaya mencoba bangkit dengan membuka unit produksi Taman Pengasuhan Anak Bina Sejahtera. Pendirian unit produksi yang sekaligus menjadi laboratorium praktek ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan masyarakat, menjadi lapangan kerja bagi para lulusan, tempat praktek siswa dan sekaligus sebagai salah satu sumber pendanaan bagi peningkatan kesejahteraan guru dan pengembangan sekolah.
6. Upaya lainnya dilakukan dengan pengurangan lama studi dari 4 tahun menjadi 3 tahun, mengembangkan konsentrasi bidang keahlian pelayanan sosial anak, lanjut usia, terafi sosial/prilaku autisme, memperluas jaringan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, LSM lokal dan nasional, asosiasi profesi pekerjaan sosial, asosiasi pendidik/tenaga kependidikan anak usia dini (HIMPAUDI) pemberian bea siswa PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) serta mencoba mengenalkan program keahlian dengan nama Teknologi Pekerjaan Sosial.
7. Pengenalan nama Teknologi Pekerjaan Sosial tidak semata-mata sebagai startegi pemasaran akan tetapi lebih jauh dari itu sekaligus sebagai penegasan mengenai bidang kompetensi yang ingin dikembangkan untuk lebih fokus kepada penguasaan metoda dan teknik-teknik pendekatan praktis dalam praktek pekerjaan sosial yang secara psikologis maupun teknis profesi mampu diaplikasikan dan dipertanggungjawabkan oleh para lulusan tingkat menengah.
8. Disadari benar bahwa langkah ke arah pembenahan dan pegembangan tersebut tidaklah mudah. Untuk lebih menguatkan tekad bersama berbekal potensi lokal, mulai tahun 2006 program keahlian pekerjaan sosial mencanangkan program standar nasional.
B. Visi dan Misi
Visi
Program keahlian pekerjaan sosial menjadi lembaga diklat profesional kejuruan lokal yang handal berstandar nasional/internasional.
Misi
1. Mengembangkan program diklat keahlian pekerjaan sosial yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat/dunia usaha/industri lokal, nasional dan global.
2. Menjadi mitra nasional/global bagi masyarakat, dunia kerja/industri di Banjarmasin dalam pengembangan program keahlian pekerjaan sosial, pengembangan unit produksi serta model-model pelayanan sosial
3. Menjadi mitra lokal yang handal bagi lembaga pendidikan dan dunia kerja/ industri nasional/global dalam pengembangan kompetensi, profesionalisme yang sesuai dengan tuntutan potensi/kebutuhan warga masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar